Dengan berpakaian adat jawa,
8 orang perwakilan
dari lima negara yakni Jepang, Korea Selatan, Jerman, Perancis dan Indonesia
ini selalu menyapa ramah wisatawan yang akan menaiki Candi Borobudur. Mereka
membawa beberapa tulisan dalam pamflet seperti "No Littering",
"Do Not Spit/No Lean", "Do Not Sit", "No Writing",
"No Drawing". Mereka mengajak
para wisatawan untuk tidak membuang sampah, meludah sembarangan, serta memanjat
dan menduduki batu candi peninggalan
dinasti Syailendra tersebut (6/9).
Camp Leader Summer Work Camp, Absari Hanifah dari
Indonesia, menerangkan ada delapan orang
yang terlibat dalam kegiatan kampanye ini. Peserta yang berasal dari mahasiswa
dan dosen lintas ilmu ini berasal dari lima negara seperti Jepang, Korea
Selatan, Jerman, Perancis, Indonesia. "Kegiatan ini bertujuan untuk kampanye pelestarian candi Borobudur
kepada wisatawan, “jelasnya.
“Kami ajak pengunjung agar jangan membuang sampah
sembarangan. Selain itu kami juga ikut membersihkan Candi,"kata Absari.
Kegiatan ini lanjutnya, dilakukan sejak tanggal 27
Agustus hingga 9 September mendatang. Untuk mengkampanyekan kelestarian ini,
pihaknya juga menggandeng Young Guardian Club, sebuah organisasi yang dibentuk
sejak Juli 2009. Selain pelestarian
cagar budaya Summer Work Camp juga berkonsentrasi di berbagai isu seperti
prostitusi, penyelamatan tanaman mangrove. “Selain kampanye pelestarian Candi
Borobudur, kami juga melakukan beberapa kegiatan seperti, school visit di
beberapa sekolah Borobudur, “terangnya.
Sementara Tristan peserta asal Perancis, mengaku rela
berdandan tradisional jawa dan mengenakan kain jarit meskipun keliahatan kaku. “Rasanya
memang sedikit aneh mengenakan pakaian seperti ini. Kemudian melakukan kampanye
pelestarian candi di depan wisatawan. Tetapi saya sangat menikmatinya,”kata
mahasiswa jurusan Arts et Metiers Perancis ini.
Dia juga mengaku terkesan dengan proses pembersihan
candi yang kerap digunakan untuk perayaan Waisak oleh umat Buddha ini. “Saya
sangat terkesan dengan pembersihan candi, beberapa hari yang lalu saya ikut melakukannya,”akunya.
Senanda dengan Kenta Ueda (22), asal Jepang, Dia mengaku cukup senang menjadi relawan yang
mengkampanyekan sebuah peninggalan cagar budaya khususnya Candi Borobudur ini. “Saya
juga berupaya mengkampanyekan pelestarian cagar budaya degan menyanyikan lagu yang
saya lafalkan dengan bahasa Jepang, terutama untuk pengunjung dari jepang,
“tandasnya. (zis)
Tidak ada komentar: