MUNGKID, KABARMAGELANG.com__Humas dan Protokol Kabupaten
Magelang selenggarakan Rakor Bakohumas ke 4 tingkat Kecamatan se Kabupaten di
Paradise Bali Kecamatan Mugkid Magelang baru-baru ini. Dalam rakor tersebut diharapkan para calon Humas
SKPD dapat memberikan informasi kepada masyarakat baik di tingkat Kecamatan, Desa, bahkan sampai informasi tentang kegiatan
Bupati.
Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Magelang,
Edi Wasono menyampaikan, bahwa para calon Humas SKPD diharapkan dapat
memberikan informasi dan permasalahan yang ada di Tingkat Kecamatan. Baik yang
ada di desa sendiri maupun informasi kegiatan Bupati. “Di setiap Kecamatan akan
ada kaderisasi tentang kehumasan, “jelasnya.
“Dalam hal
menunjuk di perwakilan SKPD maupun Kecamatan sebagai Humas tidak asal tunjuk
dan jangan orang yang sudah tua, yang komunikasinya sulit. Diharapkan yang tahu
tentang AT, tujuannya agar komunikasi lancar dan cepat, “terang Edi.
Edi menambahkan, keberadaan humas nantinya harus mampu
mendorong partisipasi publik dalam menyampaikan masukan bagi institusi yang
dinaunginya. “Sering berdiskusi untuk mencari solusi setiap permasalahan dan
mampu bekerjasama dengan berbagai pihak guna meningkatkan kapasitas SDM, “tutrnya.
“Kelembagaan
humas harus bisa menjamin terwujudnya pelayanan informasi yang cepat, tepat dan
akuntabel, “tegas Edi.
Sementara Ketua Permadani Kabupaten
Magelang H. Wiyoto memaparkan, bahwa Sungguh fenomena yang sangat ironis
sekali , di sebuah Negara yang terkenal akan kekayaan Budaya yang sangat
menarik dan eksotis ini harus menerima kenyataan buruk.
“Kekayaan Budaya yang seharusnya menjadi
simbol identitas kebanggan bangsa, bukannya dijaga dan dilestarikan melainkan
malah semakin dilupakan bahkan ditinggakan, “ungkapnya.
“Kebanyakan dari masyarakat atau mungkin kita
sendiri mulai kurang menghargai budaya yang notabene nya adalah kebudayaan
milik kita sendiri, “kata Wiyoto.
Wiyoto
juga mencontohkan, saat ini banyak sekali di temui anak-anak,
remaja dan tidak sedikit juga orang tua yang tidak lagi menggunakan bahasa jawa
dalam kegiatan interaksi nya sehari-hari.
“Lebih memprihatinkan lagi para orang tua
saat ini lebih suka mengajarkan Bahasa Indonesia kepada anak-anaknya daripada
Bahasa jawa (kromo alus, kromo inggil dll), “keluhnya.
“Bisa-bisa bahasa jawa ini tidak digunakan
lagi, gara-gara kita yang malu berinteraksi sosial dengan bahasa lokal ini
karena dikira kita kuper alias katrok, “tambah Wiyoto.
Kita
harus bangga dengan budaya yang kita miliki saat ini. Tidak sedikit orang barat
yang mengagumi Budaya kita. “Kenapa kita malah banyak yang
meninggalkan budaya kita sendiri dan mengikuti budaya barat, “tandasnya.(zis)
Tidak ada komentar: