BOROBUDUR, KABARMAGELANG.com_ 7 Desa di kecamatan Borobudur teridikasi penularan virus demam berdarah. Lima bulan terakhir sedikitnya 31 orang dinyatakan positif terkena penyakit yang
berasal dari nyamuk berbahaya tersebut. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang
sampai saat ini terus melakukan pemutusan penularan penyakit yang membahyakan
ini degan melakukan fogging.
Kepala Staf Bidang Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kabupaten Magelang Wawan Diyanta saat
melakukan fogging di Dusun Bejen Desa Wanurejo Borobudur Sabtu (9/5) mengatakan,
tujuan dari fogging ini adalah untuk memutus penularan virus yang besrasal dari
nyamuk demam berdarah.”Wilayah yang di lakukan penyemprotan berdasarkan data dan laporan Pusesmas Borobudur,”jelasnya.
“Data tersebut tentunya bersumber
dari survey epidemologi yang sudah di lakukan oleh pihak Puskesmas,”tegas Wawan.
Menurut Wawan, keberadaan penyakit
demam berdarah belum bisa di pastikan berasal dari wilayah ini, ada beberap
penyebab yang harus di pahami. Ternyata penderita besekolah, atau kerja di
wilayah lain. “Bisa juga penularan berasal dari tempat mereka beraktifitas ,”tambahnya.
Sementara Pemegang program DBD
Puskesmas Borobudur Wiwik Widayati, menerangkan di wilayah Kecamtanan Borobudur
sejak Januari 2015 sedikitnya sudah ada 7 Desa yang terindikasi terserang demam
berdarah, diantarnya Desa Tuksongo, Tanjungsari, Karangrejo, Bumiharjo,
Ngargongondo, Wanurejo, dan Borobudur. “Dari ketujuh Desa tersebut Tuksongo
yang paling banyak ditemukan, yakni 9 orang,”terangnya.
“Kemudian penderita yang positif terkena demam berdarah sejak
Bulan Januari 2015 tercatat ada 31 orang, dan itu menyebar di ketujuh Desa
tersebut, terakhir di Dusun Bejen ini ada 4 orang, 3 anak-anak dan 1 orang tua,”kata
Wiwik.
Kalau di Dusun Bejen ini lanjut
Wiwik, kita temukan beberapa genangan
air yang di pakai warga untuk merendam kayu. Di situ ditemukan jentik yang
cukup banyak. “Warga melalui Kadus kita sarankan untuk selalu membersihkan,
tidak hanya yang diluar tetapi juga di dalam rumah juga, sedang untuk genangan
air yang ada jentiknya sudah kita beri Abate,”tuturnya.
Terpisah Kadus Bejen Mintoro,
mengakui selama ini pihak masyarakat kurang memperhatikan akan hal itu. “Kita
upayakan melakukakan kebersihan lingkungan dengan kerja bakti bersama warga
untuk mencegah merebaknya nyamuk demam berdarah ini, kalu perlu satu minggu
sekali,”tegasnya. (zis)
Tidak ada komentar: