KABARMAGELANG.COM_Kabupaten
Magelang rawan terhadap bencana alam, baik angin puting beliung, maupun banjir
lahar Gunung Merapi. Dari 21
Kecamatan, sedikitnya 11 kecamatan diantaranya masuk daerah rawan bencana,
terutama tanah longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Magelang Sujadi, Selasa (7/4) siang, mengatakan, akhir Februari 2015
kemarin, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi
(BPPTKG) Yogyakarta, bahkan memasang
alat EWS menjadi 3 unit yang berfungsi mendeteksi gerakan tanah.
"Tanah yang retak itu, telah dipasang tiga alat
Early Warning System (EWS) guna antisipasi ancaman bahaya tanah longsor,”Terangnya.
Pihaknya saat ini memfokuskan pemantauan terhadap rekahan tanah
retak yang se waktu-waktu bisa mengancam pemukiman seperti yang terjadi di
wilayah Kecamtan Grabab, tepatnya di Dusun Kupen Desa Balaiagung, Dusun yang dihuni
sekitar 1000 jiwa dari 142 kepala keluarga (KK) itu, mengalami retak sepanjang
800 meter, yang membelah pemukiman sehingga membahayakan.
"Kami akan terus memantau serta mengajak semua
pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," Tambah Sujadi.
Sedangkan 11 wilayah kecamatan lain yang rawan
bencana alam, yakni di Perbukitan
Menoreh (Kecamatan Borobudur dan Salaman), lereng Gunung Sumbing (Kajoran,
Windusari, Kaliangkrik dan Bandongan), Gunung Merbabu (Pakis, Sawangan dan
Ngablak), serta Gunung Telonoyo dan Andong (Kecamatan Grabag dan Ngablak).(Zis)
Tidak ada komentar: