KABARMAGELANG.COM_Siapa bilang kaleng bekas tidak bisa menjadikan pundi -
pundi uang, di tangan Kusnodin warga Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo Kecamatan
Salaman Magelang, limbah kaleng bekas dari berbagai jenis ini di sulap menjadi
aneka kerajinan hiasan yang bernilai seni tinggi. Permintaan selain datang dari
dalam negeri juga sudah merambah sampai luar negeri. Namun dampak dari nilai
rupiah yang merosot akhir-akhir ini, order menurun drastis.
Kaleng
bekas yang tidak berguna seperti bekas kaleng cat, kaleng roti, dan
kaleng minuman oleh Kusnodin bersama beberapa tenaga yang membantunya
mereka kumpulkan, kemudian ia jadikan kerajinan cantik dan berkelas, seperti
burung merak, ayam, kuda, serta berbagai jenis hiasan dinding.
Awal
mula ide membuat kerajinan kaleng bekas ini muncul saat Kusnodin secara tidak
sengaja memelintir-linter bekas kaleng yang sudah robek, “kok kelihatan bagus
seperti bulu merak,”Ulasnya. Kemudian ia mengulangi beberapa kali dan
membentuknya menjadi sebuah burung merak, “Ternyata bagus,” Kata Kusnodin
sambil memotong kaleng.
Usaha
Bapak tiga anak dan di bantu lima karyawan ini semakin berkembang semenjak ia
sering mengikuti berbagai pameran kerajinan di beberapa daerah seperti Jogja,
Bali, bahkan Jakarta. Karena hasil karyanya yang sangat bagus berbagai
penghargaan pasti ia dapatkan. “ Presiden SBY pernah memberikan piagam
penghargaan saat pameran di Jakarta dan membeli beberapa kerajinan karya saya,”
Sambungnya sembari memperliahatkan foto saat menerima penghargaan dari SBY.
Deketahui
hasil Kerajinan kaleng bekas Kusnodin sendiri di jual mulai dari 150 ribu
rupiah hingga 15 juta rupiah per unit.
Namun
dengan berkembangnya waktu usaha kerajinan yang masih ditekuni Kusnodin sampai
sekarang ini mulai menurun, akibat omset penjualan yang mulai berkurang, “Pasar
Eksport Eropa dan Asia yang biasa berlangganan sudah jarang lagi order,”
Keluhnya. Kusnodin menambahkan,”Mungkin ini dampak dari nilai rupiah yang
merosot ya,”
Bapak
yang hobby ngebrik ini juga menerangkan, sebelumnya 40 unit kerajinan kaleng
bekas per Minggu, ia kirim ke Eropa (Belanda), dan kota-kota besar di dalam
negeri.”Kemarin hanya separonya Mas, itu saja hanya kirim ke Jogja,”Tuturnya.
Uasaha
Kerajinan dari limbah kaleng yang belum pernah di sentuh oleh pemerintah ini,
hanya berharap kondisi perekonomian Indonesia segera pulih, “Pemerintah
seharusnya juga menurunkan biaya ekspot kalau ingin pengrajin-pengrajin seperti
saya ini bangkit kembali,”Tutup Kusnodin.(Zis)
Tidak ada komentar: