KABARMAGELANG.COM---Larangan peredaran apel Granny Smith dari Amerika Serikat dan Royal Gala dari Perancis langsung direspon oleh Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan UMKM (Diskoperindag). Kepala Diskoperindag Isa Ashari memimpin langsung razia ke kios-kios buah yang ada di Jalan Ikhlas maupun supermarket, Kamis (29/1)."Kami tidak menemukan pedagang buah menjual apel yang dilarang beredar. Jadi semua apel yang dijual masih aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.
Namun saat merazia di supermarket Superindo yang ada di jalan Gatot Subroto (Bayeman), pihak pengelola justru mengatakan sudah menarik apel yang dimaksud. Meski kedua jenis apel tersebut produksi Washington bukan California, namun untuk antisipasi pihak pengelola menarik kedua jenis apel untuk tidak dijual terlebih dulu. Pengelola sedang menunggu uji laboratorium yang saat ini sedang dilakukan.
"Pihak pengelola sudah lebih dulu mengamankan kedua jenis apel tersebut sambil menunggu uji lab lebih lanjut," kata Isa di sela-sela razia.
Isa menegaskan, razia dilakukan untuk memberi perlindungan kepada konsumen agar tidak mengonsumsi makanan yang tidak aman untuk dimakan. Diakuinya, merebaknya isu buah apel impor tercemar bakteri cukup meresahkan masyarakat. Meskipun sebenarnya, pelarangan itu berlaku bagi buah apel yang diimpor pada bulan Februari mendatang.
Dalam razia tersebut, Diskoprindag tidak hanya mengecek buah impor yang dilarang, namun juga menemukan buah yang tidak layak jual. "Buah sudah busuk masih dijual. Kasihan konsumen kalau seperti itu," ujarnya.
Karenanya ia berpesan kepada pedagang buah maupun pengelola supermarket untuk selalu memperhatikan kualitas buah yang dijual. Jangan sampai buah yang busuk atau buah sudah lama dijual kepada konsumen. Untuk buah yang sudah tidak layak dimakan sebaiknya di tarik.
Sementara itu, Shinta (45) salah satu penjual buah di Jl Ikhlas mengemukakan, pihaknya memang sudah mengetahui adanya kabar buah berbakteri jahat itu. Akan tetapi, selama ini dia tidak pernah menjual buah itu.
Dia juga tidak begitu kaget saat ada kabar larangan penjualan dua jenis buah apel Granny Smith dan Royal Gala, karena di kiosnya memang tidak menyediakan buah yang dimaksud. "Kalau nanti ditawari, tentu kami langsung menolak," ujarnya.
Adanya isu buah apel terkontaminasi bakteri juga tidak begitu berpengaruh kepada penjualan. "Tidak terlalu berpengaruh sih, dalam sehari paling banyak kami menjual 2-3 kg apel jenis apapun," ungkapknya.
Sedangkan Yosaphat Prasetyo, Store Manager Superindo Magelang, menyatakan telah menarik dua jenis apel sejenis Grany Smith dan Royal Gala. Meski pihaknya yakin bahwa dua apel tersebut aman dikonsumsi karena bukan apel dari California yang terindikasi bakteri Listeria monocytogen.
Apel yang ditarik berasal dari Washington bukan dari California mesi jenisnya sama. Namun pihaknya langsung melakukan antisipasi sambil menunggu uji laboratorium yang sedang dilakukan.
Ia juga megeluh karena adanya isu bakteri tersebut juga mempengaruhi penjualan apel-apel jenis lainnya. Sejak sepekan lalu, katanya, penjualan buah apel menurun meski pihaknya belum dapat menghitung secara rinci angka penurunannya.
Diyanti (40), salah satu pembeli di Superindo mengaku tidak pernah membeli apel import. Sebab yang disukai apel jenis manalagi dari Malang. "Saya justru lebih senang apel manalagi dari Malang daripada apel impor," katanya.
Menurut Ratna, Kabid Perdagangan Dinkoperindah, ada 6 jenis apel yang beredar di masyarakat baik impor maupun lokal. Antara lain, apel royal gala, Fuji RRC, Washington dan apel lengkeng, apel Malang dan Nordic. (tie)
ket Gambar:
Kadinkoperindag Isa Ashari menunjukkan dua jenis apel impor yang mengandung bakteri, apel Granny Smith dari Amerika Serikat dan Royal Gala dari Perancis . Namun untuk Kota Magelang sendiri tidak ditemukan adanya apel impor berbakteri.. (foto: ch kurniawati)
Tidak ada komentar: