KABARMAGELANG.COM--- Eka sulastri, perempuan berusia 36 tahun asal Garut Jawa barat berhasil terpilih sebagai Ratu Jamu Gendong Teladan dalam Grand Final pemilihan Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan yang di gelar di komplek Candi Borobudur Magelang, Minggu (7/12). Perempuan ini berhasil menyisihkan 3 finalis lain dari seluruh Indonesia. Sedangkan terpilih sebagai ratu jamu gendong, Citra Wahidahtul Janah dari purworejo.
"Saya tidak menyangka berhasil terpilih sebagai Ratu Jamu gendong teladan," kata Eka yang nampak sibuk membuat jamu beras kencur. Dengan cekatan, perempuan menghaluskan berbagai aneka tanaman obat seperti kencur, jahe, beras, gula dan aneka daun-daunan serta ramuan lain. Setelah ramuan itu halus, ia segera memasaknya di atas kompor gas dan dalam waktu sekejap, jadilah jamu beras kencur dengan cita rasa yang sangat lezat dan menyegarkan.
Eka membagi rahasia bagaimana jamu beras kencur yang enak dan lezat. Rahasianya sangat gampang, kita harus sabar dan telaten," kata Eka sambil sambil tersenyum ramah.
Dengan kemenangan yang berhasil di raihnya, Eka mengaku bangga sekaligus ada tantangan. Sebab ia harus tetap melestarikan jamu sebagai warisan nenek moyang. Meracik jamu sudah ia tekuni sejak ia berusia 16 tahun, selepas ia menamatkan pendidikan Sekolah Menengan Pertama (SMP). Ia tidak melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, namun justru menekuni berjualan jamu keliling hingga Bandung Jawa barat. Resep jamu yang dijualnya ia peroleh dari warisan keluarga yang memang sudah turun menurun berbisnis jamu keliling.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jamu Jago, Ivana Suprana mengatakan, pemilihan Ratu Jamu gendong sebagai upaya untuk tetap melestarikan jamu tradisional di Indonesia. Disisi lain untuk lebih menggalakkan budaya minum jamu pada masyarakat terutama generasi muda.
Ia mengemukakan, di tengah gencarnya obat-obatan berbahan kimia yang masuk di Indonesia, obat herbal dan jamu menjadi salah satu alternatif untuk penyembuhan masyarakat yang aman dan tanpa efek samping. Jamu yang juga merupakan warisan resep nenek moyang juga terbukti ampuh untuk mengatasi beragam penyakit secara alami.
"Kita harus tetap mengggaungkan budaya minum jamu kepada masyarakat agar tidak tergilas dengan obat-obat berbahan kimia," kata Ivana.
Perempuan yang merupakan keponakan dari Jaya Suprana ini menjelaskan, bahwa jamu merupakan seni merawat kesehatan dan pengobatan yang menggunakan bahan-bahan alami, sudah ada turun-temurun sejak jaman kerajaan Mataran ribuan tahun silam.
Pemilihan Ratu Jamu dan Ratu Jamu gendong teladan sengaja dilaksanakan di candi Borobudur, karena di salah satu relief Candi Borobudur terdapat budaya yang menggambarkan budaya minum jamu. "Jadi ada korelasi mengapa pemilihan Ratu jamu gendong ini kita laksanakan di Candi Borobudur," terang Ivana.
Ditambahkan, Grand final pemilihan Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan dilaksanakan selama 3 hari dari 5-7 Desember dan diikuti 22 peserta dari seluruh Indonesia. Mereka merupakan pemenang audisi di tujuh kota yakni Kota Serang (24 Agustus), Bogor (31 Agustus), Bandung (6-7 September), Cikampek (14 September), Cirebon (21 September), Solo (28 September), dan Surabaya (11-12 Oktober).
Direktur Pemasaran Jamu Jago Vincent Suprana mengatakan, sistem penilaian kompetisi tahun ini akan lebih ketat. Selain soal busana, keluwesan, interaksi dengan pelanggan, produk jamu jago, pengetahuan bahan jamu dan pengetahuan meramu jamu, kriteria penilaian ditambah etika.
Pihaknya benar-benar menginginkan ratu jamu yang berkualitas dan bisa diandalkan, karena mereka nanti akan menjadi corong perusahaan Jamu jago ke masyarakat. Mereka juga sudah diberi pelatihan kerjasama dengan Balai POM. "Kita punya tanggung jawab moral membina penjual jamu jago yang jumlahnya mencapai puluhan ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia," tandasnya.
Yang menarik, dalam Grand Final kompetisi ini, diawali dengan kirab budaya dengan mengarak gunungan berisi bahan-bahan tradisional untuk pembuatan jamu. Kirab jamu ini melibatkan seniman Borobudur dan masyarakat pecinta jamu yang tinggal di sekitar Candi Borobudur. Mereka melakukan kirab dari Candi Pawon hingga Candi Borobudur berjarak sekitar 1 km.
Karena keunikan dari pemilihan Ratu Jamu Gendong ini, menarik perhatian Museum Rekor Indonesia (MURI). Keunikan inipun di catat MURI sebagai kegiatan unik di seluruh dunia.
Paulus Pangka, senior Manager MURI menyebut, kegiatan seperti ini baru pertama kali berlangsung di Borobudur. Belum ada seperti ini di Indonesia, bahkan dunia. Rekor Muri pun diberikan kepada PT Jamu Jago, PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang, dan Galeri Unik Seni Borobudur Indonesia (GUSBI). (watie)
Topics: Kabar Magelang
About watik
Info terupdate seputar Kabar Magelang. Lejitkan dan Kembangan usaha Anda di Kabar Magelang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PROMO RUMAH DAN RUKO STRATEGIS
Popular Posts
KATAGORI
- Belajar Bisnis Online (5)
- Daftar Agen Travel di Magelang (1)
- Daftar Hotel Murah di Magelang (6)
- Hotel di Magelang Murah (3)
- Info Lowongan Kerja di Magelang (4)
- Jajanan Kuliner Khas Magelang (7)
- Jual Beli Magelang (26)
- Lowongan Kerja Magelang (2)
- Magang Bisnis Online (1)
- Peluang Usaha Sampingan (4)
- Tempat Wisata di Magelang (12)
Tidak ada komentar: