KABARMAGELANG.COM- Seringnya terjadi tawuran antar siswa SMK di Kota Magelang, membuat aparat kepolisian menjadi prihatin. Lembaga pelindung masyarakat inipun berupaya menyadarkan para siswa untuk tidak lagi tawuran yang ujungnya hanya merugikan diri sendiri dan meresahkan masyarakat.Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa agar mereka sadar bahwa tawuran bukan cara yang baik untuk mencari jati diri atau untuk menunjukkan eksistensinya.
Karenanya, Polres Magelang Kota mengumpulkan sekitar 2.000 siswa SMK Yudya Karya, SMK 45 dan SMK Adipura dari kelas 10 sampai 12 di GOR Samapta, Senin (24/11). Motivasipun disampaikan dengan cara yang menyegarkan agar siswa tidak jenuh. Seorang motivator jenaka asal DI Yogjakarta, Daryanto didatangkan. Tidak itu saja, Polres Magelang Kota juga sengaja mendatangkan Gus Yusuf, pengasuh Ponpes API Tegalrejo Magelang untuk memberikan siraman rohaninya.
Kapolres Magelang Kota, AKBP Zain Dwi Nugroho mengatakan, pihaknya harus segera bertindak untuk mencegah aksi tawuran, yang dalam kurun waktu 2014 ini sudah terjadi sebanyak 10 kali. "Hampir setiap bulan terjadi satu kali tawuran. Ini sudah memprihatinkan dan harus segera dicegah agar aksi meresahkan ini tidak terjadi lagi," kata Zain.
Cara mencegah tidak dilakukan secara represif, namun mereka disentuh kalbunya agar sadar bahwa yang mereka lakukan adalah tidak benar. Apalagi, faktor dari tawuran ini salah satunya adalah tradisi yang sudah turun menurun dari kakak-kakak kelas kepada adik kelasnya. Hal itu dinilai sebagai sesuatu yang salah kaprah."Sengaja kita hadirkan seorang motivator dan ustadz agar para siswa bisa kami sentuh hatinya dan akhirnya mereka lebih sadar untuk lebih giat belajar demi masa depan daripada tawuran yang tidak ada gunanya," imbuh Zain.
Agenda mengumpulkan para siswa ini juga terkait hasil pertemuan kepala sekolah, guru, Polri, TNI, dan Dinas Pendidikan yang membahas masalah klasik ini. Semua sudah berkomitmen untuk menghapus tawuran. "Kegiatan ini didukung penuh para guru, orang tua siswa, dinas terkait, dan TNI mengingat tawuran pelajar sangat meresahkan. Kita akan saling bergandeng tangan berjalan bersama mencegah terjadinya tawuran lagi di kemudian hari," imbuh Zain.
Zain juga dengan tegas mengatakan, pihaknya tidak segan memroses secara hukum bagi pelaku tawuran. Seperti yang sudah dilakukan terhadap 26 pelaku tawuran dalam dua kasus berbeda, yakni kasus pelemparan ke SMK Adipura oleh SMK 45 dan kasus penganiayaan di dalam bus oleh SMK Yudya Karya terhadap SMK 45.
Namun yang tidak kalah penting adalah selalu memberikan sosialisasi ke setiap sekolah dan memberi pembinaan. Salah satu agend ayang segera di realisasikan adalah tukar menukar pelajar tiga SMK, sehingga mereka bisa saling bersilaturahmi dengan cara yang baik dan tidak saling ejek.
Zain juga menjelaskan, pada Rabu (26/11) mendatang, akan diadakan deklarasi damai oleh tiga SMK ini dengan disaksikan perwakilan sekolah lain. Salah satu siswa SMK Yudya Karya, Edo Prasetyo (17), mengaku cukup senang dengan adanya kegiatan ini. Ia berpendapat, motivasi semacam ini harus sering dilakukan agar siswa lebih semangat belajar dan tidak berpikir untuk tawuran. Namun demikian, ia hanya mengangkat bahu, apakah kegiatan semacam ini bisa mencegah tawuran atau tidak.(watie)
Keterangan Gambar :
Sekitar 2.000 siswa SMK Yudya Karya, SMK 45 dan SMK Adipura Kota Magelang mengikuti kegiatan motivasi di GOR Samapta, Senin, (24/11) yang diadakan Polres Magelang Kota. Motivasi ini diadakan sebagai upaya mencegah aksi tawuran yang selalu meresahkan masyarakat. Selama kurun waktu 2014 di Kota Magelang sudah terjadi 10 kali tawuran antar pelajar. (foto: ch kurniawati)
Tidak ada komentar: